My Lovely humz

Friday, June 24, 2011

-- yang baik hatinya --

Tak pernah ada kejadian yang tak mengandung hikmah, sekecil apapun, sepanjang kita mampu merenung mencari hikmah yang terkandung di setiap peristiwa itu. Mulai dari semut-semut kecil yang membuat jalan di bawah tanah, hingga bencana besar yang meluluhlantakkan kehidupan manusia, Allah selipkan hikmah bersamanya, agar menjadi pelajaran. Maka beruntunglah mereka yang sanggup menangkap pelajaran dari setiap kejadian itu, sebaliknya merugilah orang-orang yang tak pernah mengambil pelajaran, meski sedikit.

Sungguh Allah kerap hadirkan orang-orang yang tidak biasa dalam kehidupan kita, tiba-tiba mereka ada di depan kita dan memberi pelajaran berharga. Kadang, mereka berwujud siapa saja, bisa seorang pedagang roti keliling, penjual nasi uduk langganan setiap pagi, penjual kelapa muda di tepi jalan, atau para tukang gali kabel telepon yang setiap hari berlumuran tanah dan disapa matahari yang menyengat. Pelajaran berharga didapat Anwar, dari seorang tukang gali tanah di ujung flyover Ciputat.

Pagi itu, Anwar menunggu sahabatnya di ujung flyover untuk bersama-sama pergi ke suatu tempat. Setelah cukup lama menunggu, ia mulaigelisah, apakah yang ditunggu sudah lewat? Ia pun bertanya kepada orang yang menurutnya sejak pagi berada di sana. “Lihat mobil APV merah lewat? Saya sedang menunggu teman.” sebenarnya mobil dengan merk dan warna yang demikian pasti banyak, mungkin sudah belasan yang melintas. Namun orang yang ditanya tetap menjawab, “sebaiknya ditelepon saja pak, biar lebih jelas.”

Keraguan tergambar jelas di wajah Anwar, dan mampu ditangkap dengan sempurna oleh si tukang gali tanah itu, kemudian, “Ini pakai saja handphone saya, tapi SMS saja ya pak, kalau telepon nggak ada pulsanya,”
Anwar langsung  menerima sodoran tangan yang sudah kotor dengan tanah itu, dan langsung mengirim pesan singkat ke temannya. Hasilnya, jelas sudah bahwa temannya memang belum tiba di tempat ia menunggu. Anwar pun berucap terima kasih, “siapa namanya pak?” “Wandi…” jawab pria berusia tak lebih dari tiga puluh tahun itu sambil tersenyum.

Senyumnya bahagia, pastilah. Untuk orang yang sering tidak dianggap olehkebanyakan orang lalu lalang di jalan raya, ia menjadi orang yang hadir tepat disaat orang lain membutuhkan pertolongan. Jangan lihat kecilnya pertolongan yang diberikan, lihatlah ketulusannya membantu, lihat pula dibalik kejadian ini, bahwa Allah tengah memberi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa Dia tidak tidur dan selalu hadirkan orang-orang yang akan memberi jalan kebaikan kepada mereka yang tengah berhadapan dengan kesulitan. Hanya saja,
kadang kitalah yang tak benar-benar mampu menangkap sinyal Allah ini. Kita semata melihat, bahwa “masih ada orang baik di kota ini”.

Saya pernah merasakan kehadiran malaikat penolong di suatu tempat di Bekasi sekitar tiga tahun lalu. Saat itu saya sedang bertugas dan tiba-tiba ada kabar ibu yang sedang sakit memerlukan biaya berobat. Saya tak
sedang memegang ATM, maka saya pun segera mencari ATM untuk meminta bantuan orang-orang yang tengah mengantri di ATM agar mau membantu saya mengirim uang ke rekening ibu, dan saya akan menggantinya dengan uang kas yang saya miliki.
Saya lupa, bahwa di waktu itu tengah marak modus penipuan orang-orang yang seolah hendak membantu di depan ATM tapi ujung-ujungnya menguras habis uang di rekening korbannya.

Yang terjadi, saya dimaki-maki, dituduh hendak menipu dan yang paling membuat saya malu, seseorang sempat berteriak memangggil satpam bank untuk diamankan. Beruntung belum sempat orang-orang menghabisi saya dengan tuduhan penipuan. Sambil keluarkan uang kas yang saya punya, saya jelaskan
bahwa saya hendak mengirim uang untuk ibu saya yang sedang sakit. Hasilnya, tetap saja tak satupun yang percaya. Sampai beberapa ATM saya kunjungi, beberapa penolakan juga yang saya dapat. Hari sudah hampir sore, saya hanya memikirkan bu yang sedang menunggu kiriman uang dari anaknya ini.

Hampir saya putus asa, sebelum akhirnya seseorang melihat kegetiran di wajah saya, “Anda seperti sedang bingung…” setelah saya jelaskan, ia pun percaya dan mau menolong. Saya tak sempat bertanya namanya sebab ia langsung pergi begitu saja setelah menolong, sungguh pelajaran berharga lagi tentang ketulusan, menolong tanpa pamrih, tanpa harus mencatatkan nama di hati dan pikiran orang lain, mungkin karena ia yakin catatan di tangan Allah jauh lebih penting. Bagi saya, ia telah menjadi jalan kebaikan.

Pernahkah Anda mengalami berada dalam kesulitan, disaat seolah tak ada lagi yang peduli namun tiba-tiba orang tak dikenal membantu Anda dengan ikhlas? Pasti banyak yang pernah mengalami hal seperti ini dan kemudian kita berpikir bagaimana bisa seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba mau menolong. Pernahkah kita berpikir bahwa semua itu Allah yang mengaturnya, sebagai balasan dari amal shalih yang pernah kita lakukan di masa-masa sebelumnya, atau justru kejadian yang tak disangka-sangka itu merupakan bentuk pelajaran dari Allah, kepada kita yang lebih sering tak peduli pada kesulitan orang lain. Maka Allah hadirkan “malaikat” yang membantu ketika Anda benar-benar dalam posisi yang teramat sulit.

Kondisinya tidak selalu dan melulu seperti yang kita pikirkan. Kadang ketika menemui kesulitan, justru tak satupun malaikat penolong itu hadir. Kalaupun ada yang hadir, dengan beragam pamrih dan sarat, tentu sangat memberatkan dan tidak seolah tidak memberi pilihan terbaik selain menyepakati sarat yang diajukan. Meski tetap harus yakin bahwa Allah tetap akan menghadirkan jalan kebaikan disaat yang tepat, namun pantaslah kita juga melihat kembali perjalanan kita sebelumnya. Pernahkah kita menjadi jalan kebaikan bagi orang lain? Hadirkah kita pada saat seseorang memerlukan pertolongan? Atau jangan-jangan kita termasuk yang pernah mengajukan sarat ketika hendak memberi bantuan?

Jalan kebaikan yang kita dapatkan hari ini, disaat kita menemui kesulitan, sebenarnya merupakan jalan kebaikan yang pernah kita bangun sendiri, disaat kita hadir tepat di hadapan orang-orang yang memerlukan
pertolongan. Allah tahu saat yang tepat memberi kita jalan kebaikan, yakni pada saat benar-benar kita membutuhkannya. Maka sebaiknya, kita pun tahu saat yang tepat untuk membangun jalan kebaikan itu sebanyak-banyaknya, semua akan kembali kepada kita sendiri.

taken from : daarut-tauhiid@yahoogroups.com

** Baca cerita ini jadi inget kejadian di Jogja, ketika mau pulang dengan kelebihan bagasi dan ATM yang ga bisa diambil, ditambah dengan uang cash yang tak cukup, setelah dengan berbagai  usaha ternyata belum juga memberikan jalan keluar...

ALLAH yang Maha Baik, pada 'titik kepsarahan' DIA mengirimkan seseorang yang dengan rela meminjamkan uangnya untuk membayar...
kami tidak saling kenal, bahkan namanya pun aku tak tahu..
yang ku ingat hanyalah menanyakan nomor handphonenya
**beruntung aku tidak salah menuliskan nomor Hp, jika salah entahlah...
i dont know what 2 do....
All praises to ALLAH....

No comments:

Post a Comment